PENYULUHAN PERTANIAN DARI DINAS PERTANIAN BANTUL

28 Oktober 2019 12:09:03 WIB

Pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat Indonesia, termasuk warga Desa Tirtohargo. Permasalahan masih terus saja menghimpit para petani. Dari permasalahan lahan pertanian yan semakin sempit, sarana produksi pertanian yang semakin mahal hingga permasalahan pemasaran hasil pertanian yang kurang memihak kepada petani, semua ini menyebabkan kesejahteraan petani menjadi sangat berat untuk diwujudkan. Belum lagi kalau ada peristiwa alam yang menyebabkan gagal panen seperti banjir, hama penyakit dsb.

Melihat permasalahan tersebut hari ini di aula balai desa Tirtohargo dilaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang menghadirkan nara sumber dari dinas pertanian kabupaten Bantul. Acara ini diinisiasi oleh KKN dari STEBI (sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam) Al Muhsin Yogyakarta, bekerjasama dengan pemerintah desa Tirtohargo.

Hadir dalam acara tersebut pengurus kelompok tani yang ada di desa Tirtohargo dengan narasumber mulai dari BPP Kecamatan Kretek, UPTD PPL kKabupaten Bantul dan Dinas Pertanian Kabupaten Bantul. Dalam sambutan pengantarnya, bapak Lurah Desa mengharapkan dengan penyuluhan ini masyarakat petani bisa melihat potensi dan memaksimalkan potensinya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya. Mulai dari pengelolaan pertanian, intensifikasi pertanian hingga pemasaran hasil semoga bisa dikupas oleh narasumber.

Hal yang dikeluhkan petani akhir akhir ini adalah harga produk pertanian yang turun tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Selain itu juga permasalahan hama yang semakin susah untuk ditanggulangi. Ditambah dengan semakin mahalnya harga obat-obatan pertanian.

Dalam paparannya Bpk Mardjoko dari UPTD Kab Bantul memberikan gambaran kepada petani tentang pola tanam dan bagaimana melihat "pranotomongso". Hari ini petani hanya mengejar hasil tanpa melihat perhitungan mongso yang merupakan patokan dari nenek moyang kita. Meskipun mungkin tidak tepat betul, tetapi paling tidak sebagai "wong Jowo" petani diharapkan masih menggunakan pranotomongso sebagai landasan dalam pertaniannya.

Ir. Koiman sebagai narasumber berikutnya membahas tentang budidaya pertanian yang sudah melewati batas. Beliau mencontohkan bahwa penggunaan pupuk an organik dan obat-obatan kimia sudah melebihi dosis dan sudah merusah struktur tanah. Untuk itu petani perlu memperbaiki kualitas tanah yang ada. Penggunaan pupuk organik dan agen hayati sangat penting untuk menanggulangi hama dan penyakit tanaman. Beliau mencontohkan hama akibat jamur diakibatkan oleh struktur tanah yang terlalu asam. Agen hayati bisa menyembuhkan kekurangan tersebut.

Selanjutnya beliau menekankan kepada pentingnya jaringan dan organisasi petani. "Petani sekarang dipermainkan karena tidak mau bersatu". "Mereka belum melihat pentingnya organisasi petani sebagai upaya meningkatkan daya tawar" demikian tambahnya.

Acara diakhiri pukul 11.30 wib.

Komentar atas PENYULUHAN PERTANIAN DARI DINAS PERTANIAN BANTUL

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License