Kalurahan Tirtohargo

Musim tanam telah memasuki tahap akhir. Sebagian besar lahan persawahan sudah tertanami padi. Meskipun perjuangan berat telah dilakukan petani untuk menjadikan lahan persawahan mereka menjadi produktif.

Musim hujan belum juga datang, meskipun sebenarnya menurut perhitungan telah sampai pada masanya. Persoalan air telah menyebabkan petani di seluruh wilayah Kretek, tak terkecuali Desa Tirtohargo, harus berjuang lebih keras, merogoh kantong lebih dalam untuk mendapatkan air.

Bagaimana tidak, untuk menggarap lahan seluas 100 ru (1 ru = 14 m2) petani kita harus mengairi sawah dengan pompa semalam suntuk. Bahkan tidak hanya dengan 1 atau 2 pompa. Berapa liter bensin atau berapa  buah gas yang dihabiskan untuk lahan seluas itu.

Dalam rangka mencoba, membantu petani untuk mendapatkan air, sekali lagi kami katakan "mencoba", pemerintah desa Tirtohargo dengan dipandhegani pak lurah dibantu pamong desa mengawal air dari Kamijoro menuju bulak Tirtohargo. "Pasaran Pon kemarin sudah mulai dengan personel seadanya" ujar Bapak Supriyana. " Tetapi kayaknya belum begitu berhasil, mengingat daerah utara masih banyak yang membutuhkan" tambahnya.

Untuk jatah minggu ini, proses mengalirkan air sudah dimulai jam 13.00 tepatnya hari Selasa siang 3 Desember ini. Jatah Donotirto diminta, untuk dialirkan ke Tirtohargp, karena Donotirto tidak ambil. Tetapi ada petani Tirtosari yang minta jatah dialirkan ke wilayahnya. "Semoga jatah Tirtosari nanti malam kita mendapat bagian" kata pak Lurah.

Kita akan mulai jaga jam 19.00 malam, membantu Tirtosari dan akan kita jaga dengan tertib mulai jam 3 pagi sampai jam 9 pagi. Semoga bisa full debitnya.

Personel desa akan dikerahkan semua untuk mengawal jalannya air ke Tirtohargo. Kepada semua pihak mohon doa dan dukungannya.